Menyingkap Sejarah Candi Agung Amuntai, Jejak Peradaban Kuno di Tanah Kalimantan

by -329 Views
banner 468x60

dentum.id, Kalimantan – Di jantung Kalimantan Selatan, tepatnya di Kelurahan Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, berdiri sebuah peninggalan sejarah yang penuh makna: Candi Agung Amuntai. Situs bersejarah ini bukan sekadar tumpukan batu bata kuno, melainkan saksi bisu kejayaan peradaban masa lampau yang pernah tumbuh di tanah Borneo.

Dengan luas bangunan mencapai 400 meter persegi dan area situs sekitar 37.000 meter persegi, Candi Agung menjadi salah satu peninggalan klasik bercorak Hindu-Buddha di Kalimantan. Terletak pada koordinat UTM 50 M 305222 9733086, candi ini menghadap ke arah tenggara dan tersusun dari bata besar berukuran 40 x 20 x 10 cm. Jejak sejarah yang tertinggal tak hanya berupa kaki candi berukuran 9,2 x 9,2 meter, tetapi juga tiang-tiang kayu ulin yang memperkuat kesan megah bangunan ini di masa lalu.

banner 336x280

Kompleks Candi yang Sarat Makna

Di dalam kompleks Candi Agung, terdapat berbagai peninggalan lain yang menambah nilai sejarah situs ini. Salah satunya adalah Pertapaan Suryanata di sebelah tenggara candi, serta Tiang Mahligai Putri Junjung Buih di sisi selatan. Tak hanya itu, pengunjung juga dapat menjelajahi museum kecil di area candi yang menyimpan benda-benda hasil penelitian arkeologi—mulai dari fragmen arca, alat-alat upacara, hingga prasasti kuno.

Jejak Kerajaan Negaradipa

Candi Agung Amuntai diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Hindu Negaradipa Khuripan, yang dibangun pada abad ke-14 M oleh Empu Jatmika. Kerajaan ini menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Daha di Negara dan Kerajaan Banjarmasin. Menurut kisah yang diwariskan secara turun-temurun, kerajaan ini berdiri pada tahun 1438 di persimpangan tiga sungai besar: Tabalong, Balangan, dan Negara.

Pemerintahan saat itu dipimpin oleh Pangeran Suryanata dan Putri Junjung Buih, dengan Patih Lambung Mangkurat sebagai kepala pemerintahannya. Dari sinilah berkembang kota Amuntai yang kita kenal sekarang.

Terpendam dan Ditemukan Kembali

Setelah kejayaan Kerajaan Negara Daha runtuh, Candi Agung sempat terkubur dan terlupakan selama ratusan tahun. Hingga akhirnya, pada tahun 1967, masyarakat setempat menemukan kembali situs bersejarah ini. Penemuan ini memicu berbagai upaya pemugaran dan penelitian, yang hingga kini masih terus dilakukan untuk menjaga kelestarian situs.

Simbol Peradaban dan Warisan Budaya

Candi Agung Amuntai bukan hanya peninggalan sejarah; ia adalah simbol peradaban kuno di Kalimantan yang menunjukkan betapa majunya budaya dan kepercayaan di wilayah ini sejak dulu. Selain menjadi daya tarik wisata sejarah yang unik, situs ini juga menjadi ladang penelitian bagi sejarawan dan arkeolog yang ingin mengungkap lebih dalam sejarah Kalimantan dan Nusantara.

Melalui pelestarian Candi Agung, kita tak hanya menjaga bangunan fisik, tetapi juga mewariskan nilai-nilai luhur sejarah kepada generasi mendatang. Candi ini menjadi pengingat bahwa tanah Kalimantan pernah berdiri megah sebagai pusat spiritual, budaya, dan politik.

Mari Kita Lestarikan Warisan Leluhur

Sejarah Candi Agung Amuntai mengajarkan kita pentingnya menjaga dan mencintai warisan budaya. Setiap bata, setiap relief, dan setiap kisah yang tertinggal adalah bagian dari jati diri bangsa. Dengan memahami sejarah, kita bisa melangkah ke masa depan dengan lebih bijak—berbekal kearifan masa lalu. (Dka)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.