dentum.id, Mojokerto — Apa yang bisa dihasilkan dari balik jeruji besi? Di Lapas Kelas IIB Mojokerto, jawabannya adalah puluhan kilogram terong segar hasil panen warga binaan pemasyarakatan (WBP). Melalui program pembinaan kemandirian, Lapas ini kembali menunjukkan kontribusi nyata dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Panen terong ini merupakan bagian dari program pertanian produktif yang dijalankan secara konsisten oleh para WBP, di bawah bimbingan petugas pembinaan. Tanaman terong dipilih karena mudah ditanam, bergizi tinggi, dan memiliki potensi pasar yang baik.
Para WBP menjadi pelaku utama dalam budidaya, sementara petugas lapas bertindak sebagai pembina. Kepala Lapas Mojokerto, Rudi Kristiawan, menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian ini.
“Panen terong ini menunjukkan bahwa pembinaan yang dilakukan di lapas tidak sia-sia. Selain membekali keterampilan kepada WBP, kegiatan ini juga mendukung program ketahanan pangan yang menjadi fokus nasional saat ini,” ujar Rudi.

Panen dilakukan bertahap sejak awal Juni 2025 di area kebun milik Lapas Mojokerto yang telah dikelola secara intensif oleh para warga binaan.
Selain memenuhi sebagian kebutuhan dapur internal lapas, hasil panen juga digunakan untuk edukasi lanjutan dan berpotensi dikembangkan menjadi unit usaha pertanian mandiri. Ini sejalan dengan arahan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang mendorong kemandirian serta pembinaan produktif di lingkungan lapas.
Melalui pendekatan pelatihan langsung dan praktik harian, para WBP tidak hanya belajar bercocok tanam, tetapi juga nilai-nilai kerja keras, tanggung jawab, dan perencanaan produksi sederhana.
Dengan mengusung semangat “Produktif di Balik Jeruji,” Lapas Mojokerto membuktikan bahwa pembinaan yang tepat dapat memberikan hasil nyata—tidak hanya bagi individu, tetapi juga untuk lembaga dan masyarakat secara luas. (Dka)